Pada
2013, diumumkan 17 merek kosmetik yang mengandung bahan-bahan berbahaya.
Sebagian besar di antaranya adalah produk-produk pemutih kulit. Kulit putih kerap
diasosiasikan dengan konsep cantik dan bahagia. Mitos ini membuat banyak wanita
berlomba-lomba memutihkan kulit. Padahal tidak sedikit produk pemutih yang
beredar di pasaran mengandung bahan-bahan yang berpotensi membahayakan bagi
kesehatan. Berikut ini akan dibahas tentang seluk beluk pemutih kulit.
Melanin – Penentu Warna Kulit
Seperti
menentukan warna rambut dan mata, warna kulit manusia juga ditentukan oleh
warna dan kadar pigmen bernama melanin. Kadar melanin di dalam kulit pada
umumnya ditentukan dari kombinasi faktor keturunan dan tingkat paparan sinar
matahari. Kulit yang sering terpapar sinar matahari menstimulasi produksi
melanin yang kemudian membuat kulit menjadi lebih gelap. Dengan kata lain,
melanin adalah tabir surya alami atau bentuk adaptasi kulit manusia terhadap
kondisi alam tempat dia berada.
Efek
buruk ultraviolet lebih dapat dicegah pada kulit gelap karena mengandung banyak
melanin. Ini karena melanin berfungsi untuk menyerap dan menghilangkan dampak
negatif ultraviolet dari permukaan kulit. Dalam kadar paparan sinar matahari
yang sama, orang berkulit putih sepuluh kali lebih berisiko mendapatkan
penyakit karena bahaya sinar ultraviolet seperti kanker kulit daripada orang
berkulit gelap.
Mencermati Bahan dan Cara Kerja Produk Pemutih
Bahan-bahan
yang digunakan dalam produk pemutih berfungsi untuk mencerahkan warna kulit
dengan cara melawan proses produksi melanin alami sehingga kadar melanin pada
kulit menjadi berkurang. Dengan berkurangnya kadar melanin, warna kulit menjadi
lebih putih. Setiap bahan mengandung manfaat dan efek samping. Beberapa bahan
dikategorikan berbahaya karena menimbulkan dampak buruk meski dalam kadar
terbatas sekalipun. Sementara bahan lain dapat ditoleransi sehingga sisi
manfaatnya lebih dominan dari efek sampingnya.
Perlu
diingat, bahwa pada umumnya pemutih kulit membuat produksi melanin berkurang,
sehingga menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Dalam jangka panjang, penggunaannya dapat menyebabkan penuaan dini dan kaanker
kulit. Dengan berkurangnya kadar melanin, dampak sinar ultraviolet terhadap
kulit meningkat. Paparan sinar ultraviolet yang berlebihan mempercepat
terjadinya keriput serta berpotensi memicu kanker kulit.
Bahan Berisiko
Merkuri
(air raksa)
Merkuri
atau air raksa adalah logam yang pada kondisi normal berbentuk cairan warna
abu-abu yang tidak berbau dan tidak larut dalam air dan alkohol, tapi
larut dalam asam nitrat, asam sulfur panas, dan lipid.
Merkuri
adalah bahan aktif yang berdampak dalam pengelupasan epidermis kulit. Dalam
jangka panjang, penggunaannya dapat menyebabkan rusaknya fungsi ginjal, sistem
saraf, dan timbul masalah psikologis, serta kelainan fungsi otak pada janin
dari ibu pengguna pemutih berbahan merkuri.
Hidrokinon
Hidrokinon
adalah bahan kimia yang digunakan pada proses cuci cetak foto dan berguna
sebagai zat penstabil dalam minyak, cat, pernis, serta bahan bakar kendaraan.
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan POM milik Amerika Serikat menyatakan bahwa produk pemutih yang dijual bebas di pasaran hanya boleh mengandung kadar hidrokinon maksimal hingga 2%. Sementara jika produk ini diresepkan dokter spesialis kulit maksimal hanya boleh mengandung 4% hidrokinon. Penggunaan hidrokinon di atas 4% dapat menyebabkan ruam pada kulit karena terbakar. Di Indonesia, produk pemutih yang mengandung hidrokinon sempat diperbolehkan beredar dengan kadar sama. Namun sejak tahun 2008, melalui Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.42.1018 tentang Bahan Kosmetik, kandungan hidrokinon di dalam produk pemutih tidak boleh digunakan sama sekali.
Food and Drug Administration (FDA) atau Badan POM milik Amerika Serikat menyatakan bahwa produk pemutih yang dijual bebas di pasaran hanya boleh mengandung kadar hidrokinon maksimal hingga 2%. Sementara jika produk ini diresepkan dokter spesialis kulit maksimal hanya boleh mengandung 4% hidrokinon. Penggunaan hidrokinon di atas 4% dapat menyebabkan ruam pada kulit karena terbakar. Di Indonesia, produk pemutih yang mengandung hidrokinon sempat diperbolehkan beredar dengan kadar sama. Namun sejak tahun 2008, melalui Peraturan Kepala Badan POM Republik Indonesia Nomor: HK.00.05.42.1018 tentang Bahan Kosmetik, kandungan hidrokinon di dalam produk pemutih tidak boleh digunakan sama sekali.
Selengkapnya
dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa hidrokinon hanya boleh digunakan oleh
tenaga profesional sebagai bahan pengoksidasi warna pada pewarna rambut dan cat
kuku.
Penggunaan
hidrokinon dalam kadar tinggi atau yang berkelanjutan dapat memicu:
- Hiperpigmentasi, yaitu menggelapnya warna kulit akibat pertambahan kadar melanin. Melasma atau bercak hitam adalah salah satu contoh kondisi hiperpigmentasi.
- Vitiligo: menghilangnya pigmen kulit secara keseluruhan akibat matinya sel melanosit, penghasil melanin. Ciri utama vitiligo adalah munculnya bercak-bercak putih pada kulit.
- Okronosis eksogen: kulit menjadi berwarna biru kehitaman. Umumnya disebabkan karena penumpukan homogentisic acid (penyakit alkaptonuria).
- Steroid, kadang disebut juga corticosteroid, adalah bahan yang biasanya digunakan untuk mengurangi peradangan, contohnya pada kulit yang memerah dan gatal-gatal. Jika dikonsumsi dalam kadar tinggi atau secara berkelanjutan, steroid yang tergolong kuat ini dapat menyebabkan katarak dan pelemahan tulang.
Khususnya
untuk kulit, efek samping dari pemakaian steroid adalah penipisan pada lapisan
kulit. Jika kulit menjadi terlalu tipis, orang tersebut akan lebih mudah
tergores atau terluka. Steroid yang dioleskan pada kulit dapat terserap oleh
tubuh lalu masuk ke dalam pembuluh darah. Efek samping lainnya adalah:
- Telangiektasis yaitu pembuluh darah kapiler nampak pada permukaan kulit akibat tipisnya lapisan kulit.
- Timbul masalah kulit seperti jerawat.
- Memperlambat penyembuhan luka.
Rhododenol
Rhododenol adalah
bahan kimia alami dari kulit pohon birch putih yang mengurangi produksi
melanin. Bahan ini sebenarnya sempat disahkan badan kesehatan Jepang dan bahkan
digunakan dalam beberapa produk perusahaan kosmetik terkemuka di Jepang.
Namun bahan ini juga telah dicabut oleh pemerintah Jepang karena telah terbukti
berdampak buruk pada kesehatan.
Meski
demikian, produk-produk yang mengandung rhododenol dan
sempat dijual di Indonesia ini akhirnya ditarik dari pasaran sejak bulan Juli
2013 lalu. Penarikan ini dilatarbelakangi laporan sejumlah konsumen yang
mengeluh mengalami depigmentasi atau bercak-bercak putih pada kulit.
Kombinasi
hidrokinon, kortikosteroid, dan retinoic
acid
Kortikosteroid
dan retinoic acid digunakan
secara umum dalam pengobatan beberapa masalah kulit seperti hiperpigmentasi
(bercak-bercak hitam pada kulit). Tetapi jika dicampur dengan hidrokinon,
produk tersebut dianggap tidak aman. Dalam jangka panjang dan kadar berlebihan,
penggunaannya dapat menyebabkan penipisan kulit dan membuat kulit berubah
menjadi merah muda.
Ascorbic acid (vitamin
C) dan turunannya
Vitamin
C memutihkan kulit dengan berfungsi sebagai antioksidan kuat yang menekan
reaksi oksidasi di dalam sintesis melanin. Vitamin C pemutih kulit biasa
diberikan dalam bentuk suntikan. Suntik vitamin C juga sebaiknya dihindari
wanita hamil karena bisa menggangu pertumbuhan janin. Meski efektif untuk
mencerahkan kulit, tetapi jika diberikan dalam kadar tinggi dapat menimbulkan
risiko:
- Memperberat kerja ginjal hingga memicu gagal ginjal
- Menyebabkan batu ginjal
- Sakit kepala bahkan pingsan
Demi
keamanan dan kesehatan, pemakai perlu memerhatikan kadar kandungan bahan dan
cara pemakaian yang aman. Tetapi bahan yang aman sekalipun berpotensi berdampak
buruk jika digunakan berlebihan jadi harus tetap berhati-hati. Berikut ini
adalah bahan alami yang aman dan dapat membantu proses pemutihan kulit.
Kojic acid
Bahan
ini dihasilkan dari beberapa jenis jamur dan digunakan dalam proses pembuatan
sake Jepang. Kojic acid tergolong aman. Namun iritasi seperti kulit
kemerahan dapat terjadi pada orang-orang dengan kulit sensitif dan jika
pemakaiannya dilakukan dengan sembarangan.
Arbutin
Ekstrak
tanaman bearberry yang menghambat kerja tirosinase, yaitu enzim yang berperan
penting dalam pembentukan melanin. Penggunaan arbutin dalam jangka panjang
dapat menyebabkan beberapa efek samping termasuk depigmentasi atau
bercak-bercak pada kulit.
Ekstrak
likoris
Ekstrak
tanaman sejenis polong-polongan yang menghambat enzim tirosinase. Likoris
relatif aman. Dalam jangka panjang likoris diserap oleh tubuh dan dapat
berisiko memicu tekanan darah tinggi.
Ekstrak
kamomil
Ekstrak
tumbuhan kamomil menyerap pigmen melanin. Bahan ini sebaiknya dijauhi oleh
orang-orang yang alergi terhadap tumbuh-tumbuhan sejenis bunga kamomil seperti
bunga daisy.
Ekstrak
mulberry
Sama
seperti ekstrak likoris, bahan ini menghambat aktivitas tirosinase dan
berfungsi sebagai penangkal radikal bebas. Belum banyaknya data tentang efek
samping penggunaan mulberry pada wanita hamil dan menyusui membuat kelompok ini
sebaiknya membatasi penggunaan.
Ekstrak
teh hijau
Menghambat
pelepasan melanosoma dari melanosit ke keratinosit dan mengurangi aktivitas
tirosinase. Sejauh ini, penelitian belum membuktikan adanya efek samping untuk
pemakaian ekstrak teh hijau dengan cara dioles pada kulit.
Antagonist
alpha-MSH
Berguna
untuk menghambat kerja enzim tirosinase dan proses produksi melanin. Efek
sampingnya belum diketahui sepenuhnya.
Berikut
ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghindarkan diri dari
dampak buruk pemutih berbahan berbahaya, yaitu:
- Pastikan bahan pembuatan kosmetik yang akan Anda beli tidak mengandung zat berbahaya yang dilarang.
- Produk kosmetik yang ter-registrasi wajib mencantumkan nomor izin edar. Sedangkan produk yang ternotifikasi tidak wajib mencantumkan nomor notifikasi, tapi wajib mencantumkan nama dan alamat produsen pada label.
- Selalu baca label bahan kandungan pada setiap kemasan produk pemutih kulit, termasuk cara dan dosis penggunaan, komposisi, serta tanggal kedaluarsa.
- Meski dampak penggunaan produk tertentu baru akan terasa dalam jangka panjang, namun tidak ada salahnya bagi Anda untuk melakukan uji kepekaan kosmetik dengan cara, oleskan produk ke plester, tempelkan plester selama 24 jam pada bagian dalam lengan bawah, jaga agar plester tidak terkena air, dan lepaskan plester dan periksa apakah produk tersebut bereaksi pada permukaan kulit Anda. Jika kulit tidak bereaksi buruk, kemungkinan besar produk tersebut aman bagi Anda. Namun hentikan penggunaan jika kulit menjadi kemerahan, gatal, melepuh, atau nyeri.
- Konsultasikan penggunaan produk pemutih kulit kepada dokter sebelum digunakan, terutama jika Anda sedang hamil.
kita tak boleh asal memilih krim pemutih
BalasHapusemina bright stuff essence sheet mask